Minggu, 26 April 2020

PANDUAN BERTANI DENGAN SISTEM TUMPANGSARI

PANDUAN BERTANI DENGAN SISTEM TUMPANGSARI PANDUAN BERTANI DENGAN SISTEM TUMPANGSARI
PANDUAN BERTANI DENGAN SISTEM TUMPANGSARI
Dalam dunia pertanian, banyak sekali teknik yang dipakai petani untuk meningkatkan hasil panen, salah satunya adalah memakai teknik menanam tumpang sari. Di Indonesia, teknik tumpang sari seringkali dipakai petani dengan tujuan untuk mendapatkan berbagai macam jenis tanaman sayur maupun buah dalam satu lahan tanam.

Tumpang sari (intercropping) merupakan istilah yang memiliki makna bahwa suatu teknik pertanian yang menghendaki suatu lahan tanam ditanami dengan lebih dari satu macam jenis tanaman.

Teknik bercocok tanam tumpang sari ini juga sering diberi julukan "teknik polikultur". Dalam sistem pertanian tumpang sari, jadi dalam satu lahan tanam diselingi dengan satu atau lebih jenis tanaman budidaya.

Sebagai contoh, dalam satu lahan tanam cabe di tengah-tengahnya ditanami tomat, kacang panjang, dan jenis tanaman hortikultur lainnya.

Beberapa jenis-jenis tanaman yang bisa dilakukan tumpang sari seperti singkong, kacang tanah, kacang panjang, jagung, mantang, buncis, tomat besar, seledri, daun bawang, tomat rampai, kedelai, sawi, kangkung,kacang tunggak, dan lain sebagainya.

Dan sebaiknya dalam menanam tanaman sayur mayur maupun buah yang menggunakan teknik intercropping, maka sebaiknya selalu menggunakan pupuk dan jenis pestisida yang cocok, sebab tidak dipungkiri bahwa terkadang kelemahan dari tumpang sari yakni tanaman mudah terserang hama dan penyakit, maka dari itu perawatan dan pemantauan tanaman harus dilakukan secara tepat.